MERANGIN – Mengawali hari kedua di Kabupaten Merangin, sebanyak 54 mahasiswa teknik geologi berangkat menuju Lokasi Gua Sengering usai bermalam di tenda di Taman Merangin, Jambi, UNESCO Global Geopark (UGG) Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap , ke Lokasi Gua Sengering pagi tadi, Kamis (10/7).
Mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Geologi Indonesia itu tiba di Desa Tiangko, Kecamatan Sungai Manau sekitar pukul 08.35 WIB. Mereka kemudian menempuh perjalanan puluhan kilometer hingga tiba di muara Gua Sengering sekitar pukul 09.20 WIB.
”Kami perlahan menyusuri sungai berbatu menuju gua yang masih sangat rentan. “Kami menjelajahi gua yang sangat indah dengan langit-langit batu kapur sepanjang 315 meter dan ini sungguh luar biasa,” kata Associate Professor Magdalena Ritonga.
Berdasarkan stratigrafinya, Gua Sengering, lanjut Magdalena Ritonga, merupakan bagian dari Formasi Peneta yang berkisar antara Jurassic Atas hingga Kapur Bawah dengan ketebalan minimal 250 meter.
Batu kapur tersebut telah bermetamorfosis di beberapa tempat membentuk marmer hitam putih, terikat kuat dan diisi lapisan kuarsa dan kalsit.
“Di dalam gua Anda dapat menikmati kumpulan stalaktit dan stalagmit serta kolom-kolom stalaktit dan stalagmit yang saling berhubungan. “Yang lebih indah lagi adalah tirainya (salah satu hiasan gua dari keluarga batu sinter yang dirapatkan),” jelas Magdalena Ritonga.
Di dalam gua terdapat sebuah ruangan yang bentuknya seperti sebuah ruangan. Pada zaman dahulu, ruangan indah ini berfungsi sebagai kamar tidur raja dan ratunya. Terdapat sebuah batu berbentuk seperti kursi yang dipercaya sebagai tempat kedudukan raja.
Saat ini, gua tersebut menjadi rumah bagi hewan-hewan seperti kelelawar, burung layang-layang, lipan, flounder, ikan, dan udang. Panjang gua mencapai 315 meter dan tembus hingga lebar sekitar dua meter. Di dalam gua juga terdapat sungai yang mengalir jernih.
“Mengunjungi salah satu geolokasi Gua Karst Sengering merupakan saat yang tepat bagi peserta PIT PERHIMAGI di seluruh Indonesia. “Lebih banyak hal unik yang kami hadirkan di kawasan UGG Merangin Jambi,” jelas Magdalena Ritonga.
Selain topologi karst yang diperkenalkan lebih detail oleh dosen pendamping 54 mahasiswa geologi tersebut, keistimewaan geosite adalah berada dalam pengawasan BKSDA dan KCAG, dimana mahasiswa teknik geologi dapat memahami konservasi dan perlindungan karst. .
Kemudian, pada Kamis sore (10/7), mahasiswa sembilan perguruan tinggi se-Indonesia langsung menuju kawasan Air Terjun UGG Mangkaring di Desa Biuku Tanjung dan langsung kembali ke Kota Jambi. Sebagian besar mahasiswa Geologi merasa puas dengan petualangan dua hari mereka di Kabupaten Merangin (IS/kom).
Leave a Reply