TEKNOLOGI – Bayangkan Anda sedang duduk di sebuah bengkel kecil bersama sekelompok insinyur muda yang penuh semangat. Mereka punya sketsa mobil masa depan – mobil listrik! Di pojok ruangan, seorang mekanik tua berkata: “Mobil listrik? Lebih mudah daripada membuat mesin mobil biasa. Tanpa knalpot, tanpa oli, tanpa karburator!”
Dia benar. Membangun mobil listrik seperti membuat kulkas “sederhana”. Padahal, jika kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) adalah 1000 buah puzzle, maka kendaraan listrik hanyalah 100 buah puzzle. Mengapa? Mari kita bercerita.
Perangkat sederhana namun super sempurna. Mari kita mulai dengan dapur. Mobil BBM memiliki mesin setengah jadi. Ia memiliki piston, poros engkol, sistem injeksi bahan bakar, knalpot, radiator dan transmisi sangat cepat. Semuanya berjalan seperti orkestra dan bagaimana jika ada bagian yang rusak? Siapkan dompet Anda.
Sekarang mobil listrik. Ini seperti piano elektrik: hanya membutuhkan baterai dan langsung “berbunyi”. Tidak masalah. Motor listrik hanya membutuhkan tenaga baterai untuk memutar rodanya. Tidak ada asap knalpot, tidak berisik dan yang pasti tidak ada ribuan komponen kecil yang menyebabkan sakit kepala mekanis di bengkel. Mungkin Anda bisa membuat prototipe di garasi Anda dengan printer 3D – siapa tahu bukan?
Tidak diperlukan sistem pembuangan dan emisi. Ibaratnya mobil BBM selalu seperti anak-anak yang bad mood. Oleh karena itu, mobil ini memerlukan catalytic converter, sensor oksigen, dan berbagai perangkat lainnya untuk menjaga polusi tetap “terkendali” (walaupun seringkali masih mengganggu).
Sedangkan mobil listrik ibarat mobil baik yang tidak membutuhkan pengontrol. Tidak ada proses pembakaran, tidak ada emisi. Mobil listrik hanya mengambil listrik dari baterai dan kemudian mengubahnya menjadi energi untuk bergerak. Oleh karena itu, mobil listrik dapat melaju dengan leluasa tanpa mengkhawatirkan emisi. Sederhana, bukan?
Komponen lebih sedikit Bayangkan diminta membuat dua jenis sandwich. Salah satunya, sandwich biasa dengan roti, selada, daging, keju, saus, mayones, dan sayuran. Sandwich minimalis lainnya: roti dan olesan coklat. Mana yang lebih cepat disiapkan?
Mobil listrik adalah sandwich minimalis. Dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin yang harus memasang ribuan komponen secara presisi, kendaraan listrik hanya membutuhkan motor listrik, baterai, dan sistem manajemen energi. Bahkan beberapa mobil listrik sudah tidak lagi menggunakan transmisi manual – serba otomatis, serba mudah. Lebih sedikit komponen berarti lebih sedikit kemungkinan kerusakan. Seperti pepatah lama: “Semakin sederhana, semakin lama bertahan”.
Teknologi dan perangkat lunak baterai yang terus berkembang Tentu saja, kita tidak boleh melupakan baterai. Baterai ini ibarat “jantung” mobil listrik. Dulu, aki mobil listrik mahal, cepat terisi, dan kurang tahan lama. Tapi sekarang? Teknologi litium-ion memungkinkan baterai yang lebih kecil dan ringan yang dapat diisi ulang secepat kopi sore. Faktanya, baterai modern dapat digunakan kembali untuk penyimpanan energi rumah – menghemat listrik dan uang.
Yang paling menarik adalah mobil listrik juga pintar. Perangkat lunak internal dapat diperbarui seperti ponsel cerdas. Jadi kalau ada masalah tinggal update saja, tidak perlu bongkar mesin. Inilah keajaiban teknologi. Dan kabar baiknya? Banyak anak muda Indonesia yang juga pandai membuat aplikasi menarik!
Indonesia, berdirilah! Di sinilah kita berbicara tentang Indonesia. Dengan sumber daya alam yang kaya seperti nikel (bahan penting untuk baterai), talenta muda berbakat, dan semangat inovasi yang berpikiran maju, Indonesia memiliki peluang emas untuk memimpin era mobil listrik.
Lihatlah startup lokal yang mulai membuat mobil listrik sendiri. Faktanya, pemerintah kita mendorong dan mendukungnya dalam pembangunan infrastruktur. Sebenarnya kita bisa memproduksi mobil listrik yang lebih ramah lingkungan, lebih murah, dan lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Bayangkan sebuah mobil listrik “Made in Indonesia” yang nyaman, awet dan bangga menggunakan bahan baku lokal!
Jadi, membuat mobil listrik jauh lebih mudah dibandingkan mobil bensin. Komponennya lebih kecil, desainnya lebih sederhana, dan teknologinya memungkinkan perkembangan pesat. Indonesia memiliki segalanya tidak hanya untuk mengikuti tren, namun juga untuk menjadi pemimpin dalam industri ini – bahan mentah, sumber daya manusia, dan tekad.
Ayo Indonesia! Jika orang lain bisa melakukannya, kita pasti bisa membuat mobil listrik yang lebih baik, lebih terjangkau, dan lebih membanggakan. Saatnya melangkah ke masa depan dengan energi ramah lingkungan! 🚗⚡
Jakarta, 20 November 2024 Hendri Kampai, Ketua Dewan Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi
Leave a Reply