PF MEDIA

Media Terbaik Membaca Berita Indonesia

Hendri Kampai: Pemimpin Korup Itu Mengkorupsi Janjinya Sendiri

Pemerintah-Tahukah Anda, korupsi tidak selalu dimulai dari tokoh besar dalam laporan keuangan atau langkah rahasia di ruang rapat yang gelap? Tidak, korupsi yang sebenarnya sering kali dimulai dengan sesuatu yang lebih sederhana namun sama berbahayanya: ingkar janji.  Bayangkan seorang pemimpin muda naik ke tampuk kekuasaan dengan suara nyaring dan penuh harapan. Dia berdiri di peron, suaranya bergema, dan dia menyampaikan janji-janji besar kepada rakyatnya. Pendidikan gratis, layanan kesehatan yang adil, jalan mulus untuk desa-desa terpencil, dan kehidupan yang layak untuk semua. Kata-katanya menyulut jiwa. Masyarakat percaya. Akhirnya, sekali lagi mereka yang ragu diberi kesempatan.  Namun di balik kata-kata yang membakar harapan, janji tak lebih dari sekedar alat. Bukan untuk kepuasan, tapi untuk mendapatkan kepercayaan dan kekuasaan. Seiring waktu, janji ini hilang. Pemimpinnya berkata: Ada batasan anggaran. Dia menambahkan: Kita perlu waktu. Namun, di saat yang sama, vila megah miliknya berdiri megah di atas lahan publik yang ia tempati, dan mobil mewahnya berjejer di garasi istana.  Orang-orang mulai bertanya. “Bukankah kamu bilang kamu sedang membangun rumah sakit baru? Kenapa anak-anak kita masih harus pergi ke kota untuk berobat?” Namun jawabannya tidak pernah diklarifikasi, hanya alibi alibi yang semakin membingungkan orang. Janji-janji yang melambungkan harapan kini menjadi luka yang mendalam.  Rusaknya perjanjian adalah awal dari segalanya. Karena janji yang dikhianati, seorang pemimpin mulai berbuat curang. Janji itu hanya permainan kata-kata. Setelah itu, polusi akan meningkat. Pendanaan proyek, dana pendukung, hingga masa depan generasi penerus.  Dan yang paling menyedihkan, manusia sering kali tidak berdaya. Hanya sekarang mereka yang kehilangan harapan untuk bertahan hidup dapat terus hidup dalam keputusasaan sebagai teman.  Janji korupsi merupakan pengkhianatan yang paling berbahaya karena dampaknya yang tidak kasat mata, namun merambah ke setiap sudut kehidupan. Hal ini menggerogoti kepercayaan, menimbulkan kebencian dan melemahkan moral suatu bangsa.  Jadi, kita harus mulai dari sini: Tanyakan kepada pemimpin yang berdiri: “Dapatkah Anda menepati janji-janji ini? Jika tidak, jangan pernah berani memimpin kami.” Karena korupsi dimulai dari situ, dari sebuah janji yang diucapkan tanpa ada niat untuk menepatinya.  JAKARTA, 9 Januari 2025 Hendry Kampaiktwa Jurnalis Nasional Indonesia Jenderal/JNI/Akademisi

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *