SOLOK KOTA – Mencoba mengatasi kebangkitan intimidasi di kalangan remaja, Kasas Binmas Solok City, AKP Juffradaldi, termasuk dengan karyawan Binmas “berhenti” di Solok Min -Tuesday Morning, 5 November 2024.
Ketika sosialisasi, Kasat di Binmas menjelaskan secara rinci apa yang sedang intimidasi, didefinisikan sebagai perilaku agresif yang berulang, sebagai orang atau sekelompok orang yang memiliki posisi aturan, dianiaya atau memaksa orang lain untuk secara fisik dan emosional.
Berbagai bentuk intimidasi dalam formasi sosial ini termasuk intimidasi fisik (fisioterapi korban), intimidasi verbal (kata -kata menyakitkan, data, nama, tekanan psikologis) atau intimidasi (secara langsung tidak berbahaya, tetapi diabaikan dan diabaikan).
Kasat Binmas juga menekankan bahwa anak -anak intimidasi biasanya berasal dari situasi sosial yang lebih tinggi, seperti anak -anak yang lebih tua atau apa yang dianggap populer. Pada saat yang sama, para korban seringkali adalah anak -anak yang lemah, seperti masyarakat yang dikecualikan, anak -anak miskin dan penyandang cacat.
Dalam sosialisasi ini, Jufirinald menekankan bahwa intimidasi dapat dikriminalisasi dan bahwa para pelaku memiliki kesempatan untuk mematuhi proses investigasi.
“Jangan biarkan siapa pun melakukan intimidasi karena mereka dapat merusak masa depannya dan orang lain,” katanya.
Kegiatan ini adalah permintaan berikut untuk permintaan sekolah untuk memberikan gagasan hukum tentang intimidasi bahwa siswa mengetahui konsekuensi dari prosedur ini. Melalui sosialisasi ini, kami berharap bahwa siswa akan menjadi agen yang mengubah intimidasi di sekolah dan di lingkungan mereka.
Selain itu, Kasas Binmas memberi para siswa pesan Kamtibmas dan tips yang sukses, termasuk pentingnya orang tua, beribadah keras dan terus mencari pengetahuan yang bermanfaat. Kegiatan ini mengasumsikan bahwa siswa meningkatkan pentingnya saling menghormati dan mempertahankan sekolah yang aman dan nyaman. (Emile)
Leave a Reply