Meteorologi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Angkatan Udara Indonesia dengan CASA A-21103, yang dengan harapan hujan di daerah Tobas Lake Toba. Setiap kali Sämling terbang oleh Angkatan Udara Casa dengan 800 kilogram garam (NaCl) Mayor Kurniawan dari Bandara Suangit dengan 5 Angkatan Udara dan 1 Ilmuwan BMKG. Mayor Kurniawan mengatakan bahwa benih garam untuk awan atau modifikasi cuaca terjadi karena periode kekeringan yang lama, yang berlangsung selama sekitar 2 bulan. Dan diperkirakan sekarang menjadi puncak kekeringan. “A-21103 Series 200 diproduksi oleh Air Squadron 4 di Abdurahman Saleh Malang Lanud. Kami membawa 5 kru, 1 dari ilmuwan BMKG,” kata Mayor Kurniawan pada Senin (28 Juli 2025). Dalam biji garam, partainya terbang di ketinggian 9.000 hingga 10.000 kaki. Dan memakai 800 kilogram garam. “Di mana -mana dengan potensi awan bahwa kita bisa terbang di ketinggian 9.000 hingga 10.000 trek baru,” katanya. “Untuk bahan -bahan kami mengenakan 800 kg NaCl, yang ditabur untuk menciptakan hujan,” lanjutnya. Sebelumnya, Direktur Pemerintah Barat -Sugra -BMKG mengatakan kepada Edison Edison Kurniawan bahwa cuaca dimodifikasi di daerah Danau Toba. Pesawat Angkatan Udara terletak di Bandara Silatit di masyarakat darurat dan hari ini dikatakan bahwa hari ini garam dibayar tiga kali. “Kegiatan modifikasi cuaca akan berlangsung 26 hingga 31. Juli 2025. Ini adalah tipe pertama,” kata Edison, Senin (28 Juli 2025). Perubahan cuaca ini berfokus pada area Danau Tobas. Pesawat senjata Casa Air mengenakan 800 kilogram garam untuk benih. Garam terletak di gudang BMKG Silatit dan dipakai dari mobil ke pesawat. “Ini berfokus pada area Danau ToBa, Georpark Caldera ToBa. Dengan biji garam ini dalam TOBA -Lake -Ini mungkin terjadi dengan hujan. Dan kami berharap hal itu dapat terjadi terutama di 7 regenerasi/ kota di daerah TOBA -Lake,” pungkasnya.
Modifikasi Cuaca di Kawasan Danau Toba, BMKG dan Tim Penerbang TNI AU Semaikan Garam ke Awan
