PF Media, JAKARTA — Kelainan kromosom merupakan kondisi genetik yang terjadi akibat kesalahan pembelahan sel pada proses pembentukan sel sperma atau sel telur.

Akibatnya, bayi bisa lahir dengan jumlah kromosom yang tidak normal dan bisa mengalami berbagai kelainan genetik, seperti sindrom Down.

Terkait hal tersebut, Dokter Obgyn Morula IVF Surabaya, Benediktus Arifin MPH SPOG (K), FICS menjelaskan dalam acara tentang kehamilan di Surabaya, kelainan kromosom dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada bayi, seperti keterlambatan perkembangan fisik dan mental. dan cacat lahir.

Beberapa jenis kelainan kromosom yang umum termasuk Down Syndrome (Trisomi 21). Bayi yang lahir dengan sindrom Down memiliki tiga salinan kromosom 21.

“Mereka akan mengalami keterlambatan perkembangan mental dan fisik. Kelainan kromosom lainnya adalah Sindrom Turner,” ujar pria yang akrab disapa Dr. Ben.

Kondisi ini terjadi pada wanita dan disebabkan oleh hilangnya sebagian atau seluruh kromosom X sehingga menyebabkan infertilitas serta gangguan pendengaran dan penglihatan.

Yang ketiga adalah kelainan kromosom yang disebut Sindrom Klinefelter (XXY). Kelainan ini terjadi pada anak laki-laki dengan kelebihan kromosom X sehingga menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan disfungsi seksual.

Trisomi 13 Keempat (Sindrom Batau) adalah penyakit yang menyebabkan cacat fisik dan mental yang parah serta cacat pada organ seperti otak dan jantung.

Faktor penyebab kelainan kromosom. Meski penyebab pastinya belum bisa diketahui, ada banyak faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kelainan kromosom pada bayi.

Pertama, usia ibu hamil. Wanita yang hamil pada usia 35 tahun ke atas memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan kelainan kromosom.

Kedua, paparan zat berbahaya. Minum alkohol, merokok, menggunakan obat-obatan terlarang, dan paparan obat-obatan berbahaya selama kehamilan juga meningkatkan risiko kerusakan kromosom.

Mencegah dan mengurangi risiko kelainan kromosom pada bayi

Meski tidak bisa dicegah sepenuhnya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan calon orang tua untuk mencegah dan mengurangi risiko masalah kromosom.

Dr Benny menjelaskan, PGT-A (Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidies) merupakan solusi untuk mendeteksi kelainan kromosom sebelum embrio ditanamkan ke dalam rahim ibu.

Dalam teknologi ini, embrio yang dihasilkan melalui program bayi tabung diuji secara khusus untuk memastikan kromosomnya normal. Hal ini membantu mengurangi risiko kehamilan dan meningkatkan peluang memiliki bayi yang sehat.

Kedua, konsumsi asam folat sesuai anjuran, misalnya 400 mikrogram per hari. Asam folat sangat penting dalam perkembangan janin. Konsumsilah makanan tinggi asam folat, seperti sayuran hijau, sebelum hamil.

Ketiga, hindari rokok dan alkohol. Wanita hamil sebaiknya menghindari minum alkohol dan merokok untuk mengurangi risiko komplikasi kehamilan dan cacat lahir.

Keempat, menjaga berat badan yang sehat. Wanita yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi kehamilan dan kelainan kromosom.

Pola makan yang sehat dan olahraga teratur dapat membantu menjaga berat badan. Kelima, dengan tes kehamilan secara rutin.

Tes kehamilan yang rutin dapat mendeteksi secara dini risiko kelainan kromosom, termasuk Tes Kehamilan Dini ( NIPT).

“PGT-A ini sangat penting terutama bagi wanita di atas 35 tahun atau yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan kromosom. Dengan teknologi ini, bisa dipastikan embrio sudah menempel secara kromosom sehingga kehamilannya sehat,” ujarnya. dikatakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *