Nasionalisme – Apple tidak berinvestasi di Indonesia, Indonesia tidak rugi apa-apa, pasar Indonesia sangat besar, Indonesia harus menjaga pasar produk-produk yang tidak bermanfaat bagi masyarakat, hal ini menarik dalam konteks pengelolaan kekayaan nasional dan kemandirian teknologi.
Ada argumen bahwa minimnya investasi perusahaan besar seperti Apple tidak boleh dianggap sebagai kerugian besar bagi Indonesia. Di sisi lain, dengan pangsa pasar yang besar, Indonesia seharusnya bisa memanfaatkan peluang untuk berubah dari posisinya sebagai pasar produk teknologi global menuju pengembangan produk lokal yang lebih dekat dan berkeadilan bagi masyarakatnya.
Apple dan Investasi: Sebuah Esai
Apple yang merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia memiliki daya tarik yang besar di kalangan konsumen Indonesia. Produk-produk ini dikenal premium dan berkualitas tinggi, namun juga memiliki harga yang wajar. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, produk Apple merupakan barang mewah yang hanya bisa ditemui di kalangan menengah atas. Minimnya investasi langsung Apple di Indonesia terlihat jelas dari dua sisi: pertama, dari segi teknologi dan ekonomi; Dan yang kedua, soal kemandirian teknologi nasional.
Di satu sisi, kurangnya Apple sebagai investor langsung di Indonesia membuat perusahaan tersebut tidak memiliki pengaruh langsung terhadap perekonomian lokal dalam hal produksi atau perubahan teknologi. Namun Apple ingin bekerja sama dengan negara lain yang memiliki industri manufaktur lebih kuat dan perusahaan pendukung yang lebih matang, seperti Tiongkok, untuk proses ini. Hal ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan produk lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri yang harganya lebih mahal dan dalam beberapa hal tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ukuran dan daya saing pasar Indonesia
Meski menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki pasar yang besar terutama di sektor teknologi dan digital. Populasi yang besar dan terus bertambah merupakan aset strategis yang menarik bagi perusahaan teknologi global. Namun, menjadi pasar konsumen saja tidak cukup untuk mendongkrak perekonomian Indonesia. Kemampuan tersebut menjadi landasan bagi Indonesia untuk mulai mengembangkan produk dan teknologi lokal yang mampu bersaing di pasar lokal maupun pasar internasional.
Dengan tingginya permintaan pasar lokal, Indonesia tidak boleh menjadi pasar bagi produk-produk impor, termasuk produk Apple yang sebagian besar harganya sangat mahal. Faktanya, Indonesia dapat memanfaatkan pasar yang besar ini untuk mendorong pertumbuhan teknologi lokal, melalui kebijakan yang mendukung perusahaan teknologi lokal dan investasi pada penelitian dan pengembangan teknologi. Dengan kebijakan yang mendukung dan stabil, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk teknologi luar negeri dan mulai berperan sebagai produsen teknologi di kawasan Asia Tenggara.
Kecepatan peningkatan kebebasan teknologi
Selama bertahun-tahun, Indonesia telah menjadi pasar utama bagi produk-produk yang seringkali tidak memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Ada banyak produk teknologi yang beredar di pasaran Indonesia, namun tidak semuanya bermanfaat bagi kehidupan sebagian besar masyarakat. Dalam hal ini, Indonesia harus berhenti menjadi pasar bagi produk-produk yang bersifat terbuang dan tidak berdampak pada perekonomian masyarakat. Namun kebijakan publik harus diarahkan untuk mempromosikan produk-produk yang memenuhi kebutuhan lokal dan dapat meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas masyarakat.
Upaya peningkatan kebebasan teknologi tidak hanya sekedar mengurangi impor, tetapi juga membangun ekosistem yang mendukung inovasi dan pembangunan yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Indonesia memiliki banyak talenta muda yang kreatif dan inovatif di bidang teknologi, namun seringkali mereka kekurangan fasilitas dan kesempatan yang memadai untuk mengembangkan idenya. Dukungan terhadap inovasi lokal dapat dicapai melalui kerja sama dengan perguruan tinggi, inkubasi teknologi, dan kebijakan insentif bagi perusahaan yang ingin berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan produk teknologi di Indonesia.
Berhenti menjadi pasar konsumen, mulailah menjadi pencipta
Dalam jangka panjang, kepergian Apple sebagai investor langsung di Indonesia seharusnya tidak terlihat. Di sisi lain, Indonesia dapat memanfaatkan situasi ini untuk mendorong kemandirian teknologi dan mengembangkan produk lokal yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan pasar yang besar dan jumlah penduduk yang terus bertambah, Indonesia berpeluang menjadi kekuatan ekonomi yang kompetitif di kawasan dan dunia.
Dengan perencanaan yang tepat, Indonesia bisa berhenti menjadi pasar konsumen bagi produk-produk lain dan mulai menjadi produsen mandiri, inovatif, dan mampu menghasilkan produk-produk teknologi yang bermanfaat dan cocok bagi masyarakat. Hal ini tidak hanya menjadi kebanggaan bangsa, tetapi juga untuk pembangunan ekonomi dan berbagi manfaat teknologi kepada seluruh lapisan masyarakat.
Jakarta, 6 November 2024 Hendri Kampai Ketua Jurnalis Nasional/JNI/Akademisi.
Leave a Reply