PF MEDIA

Media Terbaik Membaca Berita Indonesia

Pemkab Banyuwangi Bersama Badan Pangan Nasional Gelar Gerakan Pangan Murah

BANYUWANGI – Bersama BPN, Pemda Banyuwangi menggelar Kampanye Pangan Sederhana (GPM) yang digelar di lapangan di Desa Olehsari, Kecamatan Banyuwangi, Kecamatan Glagah, Jawa Timur, pada Senin 30/9/2024. ). Dalam acara ini berbagai produk makanan (sembako) dijual dengan harga terjangkau.

GPM ini diterapkan untuk menjaga pasokan pangan dan stabilitas harga. Dalam acara ini BPN menggandeng toko retail seperti Roxy, Vionata, dan Ramayana bersama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Hal ini juga melibatkan banyak pihak lain seperti Bulog, Persatuan Pengusaha Peras dan Beras (Perpadi) dan UKM lokal.

Acara yang diadakan di Lapangan Glagah Desa Olehsari ini mendapat sambutan baik dari warga. Saya ingin membeli beras, gula pasir, telur, minyak goreng, cabai, bawang putih dan bawang bombay dengan harga lebih murah dari pada di pasar. Dalam acara ini masyarakat dapat membeli mie instan Indomie seharga Rp. 80k per kotak (dengan 40 pcs) atau Rp. 120 ribu.

“Rata-rata beras (5 kg) dijual 56.500 riyal, sedangkan di pasaran harganya mencapai 60.000 riyal. Gula yang terbuat dari gula pasir berharga 17.000 riyal, sedangkan harga di pasaran 18.000 riyal. Rp 16.200 dibandingkan harga pasar, jelas Plt Banyuwangi, Sugirah.

Sugirah mengatakan, salah satu daya tarik gerakan Pangan Murah adalah harga jualnya yang jauh lebih rendah dibandingkan harga pasar. “Sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki daya beli terbatas. Melalui program ini, masyarakat dapat mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari, tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam,” ujarnya saat mengetahui tentang proses implementasinya.

Sugirah mengatakan, pihaknya telah merencanakan berbagai langkah untuk menjamin ketahanan pangan di Banyuwangi, termasuk memfasilitasi distribusi pangan dengan mendistribusikan pangan dari daerah surplus ke daerah defisit untuk menstabilkan keseimbangan dan harga pangan. “Misalnya daerah yang kaya jagung seperti Wongsorejo bisa menggantikan kota lain di Banyuwangi sehingga harganya bisa stabil,” ujarnya.

Sugirah juga meyakinkan, pasokan pangan di Banyuwangi terus bertambah meski banyak produk hortikultura seperti cabai dan tomat mengalami penurunan. Ia mengapresiasi kelanjutan kerja sama dengan instansi yang bertugas memantau harga pasar dan perubahan stok pangan. “Kami akan terus berupaya menjaga ketersediaan pangan dan penghidupan masyarakat Banyuwangi. “Terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah menyelenggarakan acara ini,” tutupnya.

Painem (63 tahun), warga Desa Paspan, kedapatan membeli cabai rawit, bawang putih dan bawang merah, minyak, dan telur untuk keperluan rumah tangga. “Saya dengar di sini ada pasar yang murah, jadi saya menyempatkan diri untuk membelinya karena harganya lebih murah dibandingkan (pasar biasa) di Beijing,” jelasnya bersemangat.

Pasar murah ini memiliki bahan baku jenis lain seperti Intermie 1 box (isi 40 buah) seharga Rp. 40.000 seharga Rp, tepung tapioka (500 gr). 8000, bawang putih Rp. 34.000/kg, sedangkan Rp. 28.000/kg, kacang Rp. 3.000/set, penutup telinga Rp. 7000/set dan tomat Rp. 3000/kg. (***)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *