Anak Terlanjur Minum Obat Sirup Tercemar Etilen Glikol, Orangtua Harus Bagaimana? Menteri Kesehatan: Tanya Dokter

PF Media – Kementerian Kesehatan melarang peredaran dan penjualan obat sirup yang terkontaminasi etilen glikol yang diduga menyebabkan gangguan ginjal misterius pada anak. Namun jika obat sudah diminum, apa yang harus dilakukan orang tua?

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjawab pertanyaan tersebut dan mengatakan jika Anda pernah mengonsumsi sirup beracun sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

“Segera ke dokter. Kalau masyarakat paling mudah ke dokter terdekat,” jelasnya saat jumpa pers, Jumat (21/10/2022). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (Dok: YouTube/Sekretaris Kabinet RI)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan, dokter akan memberikan pemeriksaan dan rekomendasi pengobatan lebih lanjut jika diperlukan. Sebab kata dia, kondisi tiap anak berbeda-beda.

Ia mencontohkan, jika seorang anak sakit dan sembuh, tentu tetap perlu minum obat.

“Keputusan ada di tangan dokter, jadi kalau misalnya anak Anda sakit, bingung mau minum obat apa, tanyakan saja ke dokter,” imbuhnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan pemerintah telah bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk organisasi profesi, dalam hal ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Ia mengatakan, asosiasi profesi telah mengimbau dokter tentang bahaya penggunaan sirup.

Terakhir, Menkes juga meminta para orang tua agar lebih bijak dalam menggunakan obat. Hindari penggunaan obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

“Tetap tenang seperti biasa, kalau sakit temui dokter. Jangan mengobati sendiri, apalagi tanpa ke dokter,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan imbauan mengenai pengobatan dan pencegahan penyakit ginjal parah yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada anak, misalnya.

Ada 3 poin yang disampaikan IDAI kepada masyarakat, yaitu: Saat ini masyarakat tidak boleh membeli obat di pasaran tanpa rekomendasi ahli kesehatan sampai diperoleh hasil pemeriksaan menyeluruh oleh Kementerian Kesehatan. TIDAK. dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Masyarakat harus tetap tenang dan waspada terhadap gejala penyakit ginjal misterius seperti penurunan atau tidak adanya urin (BAK) secara tiba-tiba. , tempat tertutup, tidak menggunakan masker, dan sebagainya).

Secara terpisah, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Zullies Ikawati menjelaskan, pengobatan non farmakologi atau tidak menggunakan obat kecuali dalam keadaan darurat kini lebih diutamakan jika ada anak yang batuk pilek.

“Jika demam bisa menggunakan kompres terlebih dahulu, atau menggunakan parasetamol bubuk atau bentuk lainnya,” kata dr. Konyol.

Namun, diakuinya banyak anak yang menolak bedak, tablet, atau kapsul karena rasanya pahit atau sulit ditelan. Jadi tidak ada masalah dengan menambahkan pemanis alami.

“Jika terasa pahit, Anda bisa meminta pemanis yang aman untuk anak-anak,” kata Dr. Konyol.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *