Dampak Lain BPA, Pakar Ungkap Bisa Ganggu Kesuburan Pria

PF Media, Jakarta Hingga saat ini, galon sekali pakai terus digunakan dalam industri air minum dalam kemasan (AMDK). Galon-galon ini biasanya didistribusikan menggunakan truk terbuka. Dalam kasus yang jarang terjadi, hal ini mengakibatkan galon dapat langsung digunakan pada suhu yang sangat panas, terutama panas matahari.

Faktanya, tumpahan tersebut dapat melepaskan senyawa bisphenol A (BPA) dari dinding wadah galon ke dalam air di dalamnya. Selain itu, mencuci galon berkali-kali juga meningkatkan risiko tersebut. Dr dikonfirmasi. Dilakukan oleh Oka Negara dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, di sela-sela seminar “Bebas BPA” bertajuk “Perilaku Sehat, Edukasi Kesehatan, Keluarga Bahagia”, di Hotel Amarosa Cosmo, Jakarta (9/5).

“Galon-galon ini yang jadi masalah ketika diangkut atau didistribusikan, mulai dari kemasan yang kosong, atau yang sudah penuh dan (dikirim) ke distributor, saya sudah lihat dan ada data yang menunjukkan kalaupun tidak. panas, panas sekali,” kata dr Balad Oka.

Dokter. Jadi, paparan panas dan sinar UV akan menghasilkan BPA. Kalau bisa saran bapak truk yang dibawa harus ada atapnya, supaya BPA tidak berpindah-pindah, jadi berguling, lanjut Oka Negara.

Selain itu, Dr. Oka Negara menambahkan: “Mengingat kandungan senyawa kimia BPA, beberapa penelitian skala besar menunjukkan bahwa BPA menimbulkan risiko kesehatan.”

Dokter yang dikenal ahli di bidang kesehatan seksual dan reproduksi dan saat ini aktif di Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Bali itu juga membenarkan adanya paparan bisphenol A (BPA), terutama pada janin. Selama dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan pada sistem reproduksi pria, termasuk mikropenis, yaitu kondisi dimana ukuran penis lebih kecil dari ukuran normal.

“Jika BPA dikonsumsi secara rutin, (dapat menyebabkan) gangguan estrogen, dan pada pria terdapat risiko mikropenis yang dapat mengganggu kesuburan. “Pada wanita, mereka cenderung berhubungan seks lebih awal, payudara dan pinggulnya mengecil. Ditambahkan menjadi lebih besar tadi.

Selain itu, kontaminasi BPA pada galon polikarbonat AMDK juga dibuktikan dalam penelitian lapangan yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang mengungkapkan bahwa air kemasan berbahan galon polikarbonat di enam wilayah di Indonesia menunjukkan tingkat kontaminasi BPA yang mengkhawatirkan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan kadar BPA pada air minum kemasan melebihi batas aman sehingga mendorong peninjauan kembali peraturan BPOM. 

Untuk itu, di kawasan yang sama, Yeni Ristiani, Direktorat Standardisasi Pangan Olahan BPOM, kembali menekankan pentingnya regulasi label dan kemasan plastik yang harus diketahui keluarga dan masyarakat di Indonesia. “Mulai 5 April 2024, seluruh AMDK yang terbang di Indonesia harus memenuhi ketentuan Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024,” kata Yeni.

Yeni menyebutkan dua poin penting dalam perubahan kedua UU BPOM sebelumnya Nomor 31 Tahun 2018 tentang Pelabelan Pangan Olahan, yang saat ini terdapat penambahan Pasal 61a yang dengan jelas menyatakan bahwa “AMDK yang menggunakan wadah plastik polikarbonat, pada labelnya harus terdapat tulisan. : “Dalam beberapa kasus, kemasan polikarbonat dapat melepaskan BPA ke dalam air kemasan.”

Menurutnya, proses migrasi atau perpindahan BPA dari kemasan ke makanan bisa terjadi karena banyak hal. Penyebabnya, menurut Yeni, adalah “pencucian yang tidak tepat, penggunaan air dengan suhu tinggi lebih dari 75 derajat Celcius, pembersihan residu, pembersihan yang menyebabkan cedera, penyimpanan yang tidak tepat, sinar matahari langsung atau paparan sinar matahari yang berkepanjangan.”

Undang-undang pelabelan kemasan polikarbonat AMDK dapat ditegakkan secara hukum dengan batas waktu empat tahun bagi produsen untuk memperbaikinya. BPOM menunjukkan urgensi klasifikasi ini dalam penelitian lapangan yang menemukan kandungan BPA pada air minum dalam botol polikarbonat di enam wilayah di Indonesia.

BPOM menemukan kadar BPA di atas ambang batas (0,9 bagian per juta per liter) pada galon air minum dalam kemasan, pada musim 2021-2022. Meski batas yang ditentukan adalah 0,6 bagian per juta (ppm) per liter. Enam wilayah yang diduga terkontaminasi tumpahan BPA dalam botol AMDK antara lain Medan, Bandung, Jakarta, Manado, Banda Aceh, dan Aceh Tenggara.

Berdasarkan temuan BPOM, 3,4 persen kadar BPA tinggi ditemukan di fasilitas distribusi dan penyiaran. Sedangkan hasil uji migrasi BPA yang menjadi perhatian 0,05-0,6 ppm menyebutkan 46,97 persen ditemukan di fasilitas distribusi dan pengolahan, dan 30,19 persen ditemukan di rumah produksi. Sedangkan pada pengujian kadar BPA AMDK di atas 0,01 ppm ditemukan 5 persen di fasilitas produksi dan 8,6 persen di fasilitas.

BPOM telah membuktikan bahwa kontaminasi air minum dalam kemasan dengan BPA dalam jumlah berlebihan merupakan akibat dari proses produksi. Proses pengangkutan dan penyimpanan galon AMDK dari produsen ke konsumen melalui berbagai media dan ruang ditengarai tidak sejalan. Misalnya galon yang terkena panas matahari atau terbentur saat terjatuh menjadi penyebab kandungan BPA pada wadah galon berpindah ke dalam air.

“Baiklah, mari kita lihat apakah (semua bukti ini) bagus?” Dokter menyimpulkan: “Atau kita ingin melihat generasi berikutnya menjadi generasi yang lebih sehat.” negara oke.

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *