Laba Semester I 2024 Turun, Bos Unilever Akui Masih Terdampak Boikot

PF Media, Jakarta Kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada semester I tahun ini menunjukkan penurunan, baik dari sisi pendapatan maupun laba Unilever.

Benjie Yap, CEO Unilever Indonesia Tbk, mengakui kinerja perseroan pada semester I 2024 masih terdampak boikot terkait ketegangan geopolitik Israel-Palestina.

Meski begitu, Benjie mengatakan dampak boikot yang terjadi saat ini jauh lebih ringan dibandingkan dampak yang terjadi pada akhir tahun lalu. Terlebih lagi, daya beli masyarakat saat ini sedang mengalami penurunan dalam konteks ketidakpastian perekonomian global. “Kami menemukan bahwa sedikit melemahnya permintaan pasar FMCG disebabkan oleh pertemuan faktor tenaga kerja, potensi ketidakpastian ekonomi, dan perubahan belanja konsumen. Tantangan lainnya adalah situasi geopolitik yang dihadapi merek multinasional saat ini,” kata Benjie. , Kamis (25-07-2024).

Pada semester pertama tahun ini, pendapatan Unilever Indonesia tercatat sebesar Rp 19,04 triliun. Omzet tersebut turun 6,15 persen dibandingkan omzet pada semester I 2023 yang tercatat Rp 20,29 triliun.

Dengan pencapaian tersebut, perseroan membukukan laba Rp 2,47 triliun pada semester I 2024. Laba tersebut turun 10,60 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang tercatat Rp 2,76 triliun.

“Pada paruh pertama tahun 2024, kami akan mengatasi beberapa tantangan jangka pendek sambil terus mencapai kemajuan di bidang-bidang yang penting bagi masa depan perusahaan,” kata Benjie. Peningkatan daya saing

Pada saat yang sama, perusahaan tetap teguh dalam upaya mengembangkan bisnisnya dengan memperkuat fundamental, memprioritaskan peningkatan daya saing merek, dan mendorong profitabilitas untuk meningkatkan profitabilitas.

Perusahaan secara bersamaan menerapkan program transformasi untuk menyempurnakan arah dan mendorong pertumbuhan melalui organisasi yang lebih sederhana dan akuntabel.

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melaporkan belanja modal (capex) sebesar 2,1% dari omset pada semester pertama tahun ini.

Chief Financial Officer PT Unilever Indonesia Tbk Vivek Agarwal mengatakan realisasi belanja modal lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Secara historis, perusahaan telah menyisihkan hingga 2% pendapatannya untuk belanja modal.

“Secara historis, investasi kami selalu antara 1,6 dan 1,7% dan 2%. Dan kami memperkirakan persentase ini akan tetap pada tingkat tersebut. Sejauh ini tahun ini sudah sekitar 2,1%, sedikit lebih tinggi,” kata Vivek. saat jumpa pers, Rabu (24-07-2024).

Vivek menjelaskan, belanja modal digunakan untuk penggantian mesin dengan tetap memperhatikan efisiensi. Sehingga kami berharap hal ini dapat menunjang pertumbuhan pendapatan perseroan di masa depan.

“Kami berinvestasi pada dua hal. Yang pertama adalah investasi kapasitas berdasarkan kebutuhan, dan kami juga memasukkan penanaman modal dalam program efisiensi,” tambah Vivek.

 

Selama paruh kedua tahun ini, perusahaan terus fokus pada pertumbuhan volume yang kompetitif dan menghasilkan margin kotor. Pada saat yang sama, perusahaan berupaya mempertahankan daya saing harga dan berinvestasi secara kompetitif pada merek dan strateginya.

“Kami yakin dampak sentimen negatif pada semester pertama kemungkinan akan berlanjut hingga paruh kedua karena situasi dan CEO yang terus berfluktuasi. Unilever Indonesia Tbk, Benjie Yap pada kesempatan yang sama.

Perusahaan telah aktif di Indonesia selama lebih dari 90 tahun. Meskipun perusahaan menghadapi beberapa tantangan seperti kondisi yang tidak menentu, persaingan yang ketat dan kebutuhan konsumen yang selalu berubah, namun visi jangka panjang perusahaan tetap teguh. “Manajemen perusahaan yakin dengan berbekal pengalaman, potensi masa depan, dan talenta-talenta terbaik, kami akan bangkit kembali, terus tumbuh dan maju bersama Indonesia,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *