Menkeu AS Yellen: The Fed Pangkas Suku Bunga jadi Tanda Baik bagi Ekonomi AS

PF Media, Jakarta Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menyambut baik keputusan penurunan suku bunga Federal Reserve System (Fed) pada Kamis (19/9).

Melansir Channel News Asia, Jumat (20 September 2024), Janet Yellen menilai keputusan bank sentral AS yang memangkas suku bunga merupakan pertanda sangat baik bagi kesehatan ekonomi terbesar dunia tersebut.

Pernyataan Yellen muncul sehari setelah The Fed memutuskan penurunan suku bunga pertamanya sejak tahun 2020 seiring dengan meredanya inflasi.

Seperti yang Anda ketahui, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memangkas suku bunga utamanya sebesar setengah persen, atau 50 basis poin. Keputusan tersebut menurunkan suku bunga dana federal The Fed ke kisaran 4,75% hingga 5%.

“Hal ini mencerminkan keyakinan The Fed bahwa inflasi telah turun secara signifikan dan berada pada jalur untuk kembali ke target 2 persen, dan risiko yang terkait dengan biaya uang telah berkurang secara signifikan,” kata Yellen pada sebuah acara di Washington.

“Pada saat yang sama, kita memiliki pasar kerja yang tetap kuat,” katanya.

Yellen menambahkan bahwa meredanya pelemahan ekonomi dalam konteks pasar tenaga kerja yang kuat, yang disebut soft landing, “adalah apa yang kita lihat dalam perekonomian.”

Pejabat Fed memperkirakan penurunan suku bunga lagi pada akhir tahun 2025 dan setengahnya pada tahun 2026. FOMC juga mencatat bahwa pertumbuhan lapangan kerja telah melambat dan tingkat pengangguran masih rendah.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan penurunan suku bunga yang dilakukan pada Rabu (18/09) tidak didasarkan pada faktor politik menjelang pemilu Amerika.

Ia juga menegaskan bahwa dampak keputusan ini terhadap perekonomian akan lambat. “Apa yang kami lakukan benar-benar mempengaruhi situasi perekonomian secara besar dan jangka panjang,” kata Powell dalam konferensi pers seperti dilansir CNBC International, Kamis (19/09/2024). 

The Fed akhirnya memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, atau setengah persen, pemotongan pertama sejak Maret 2020, menandai tonggak sejarah dalam pemulihan perekonomian Amerika.

Meskipun pemotongan terjadi pada putaran terakhir persaingan antara Donald Trump dan Kamala Harris, Powell mengatakan bahwa The Fed mengambil keputusan dengan fokus pada kebutuhan konsumen dan tanpa filter tambahan.

“Ini adalah pemilihan presiden keempat saya selama saya berada di The Fed, dan hal yang sama terjadi,” kata Powell. 

“Kami sering menghadiri pertemuan khusus ini dan menanyakan hal benar apa yang harus dilakukan terhadap orang-orang yang kami layani,” tambahnya.

 

Meskipun The Fed mencoba untuk memisahkan keputusannya yang telah lama diharapkan dari situasi politik, penurunan suku bunga menimbulkan reaksi beragam setelah resesi.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden memandang pengumuman penurunan suku bunga sebagai kemenangan rencana ekonomi presiden.

“Kita baru saja mencapai momen kritis: Inflasi dan suku bunga turun sementara perekonomian masih kuat,” tulis Joe Biden dalam postingan di platform X.

“Para kritikus mengatakan hal itu tidak mungkin, namun kebijakan kami adalah mengurangi biaya dan menciptakan lapangan kerja,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *