Misteri Gunung Bertelur di China, Ini Penjelasan Ilmiahnya

JAKARTA – Fenomena bersarang di Desa Gulu Zhai, Provinsi Guizhou, Provinsi Guizhou, China menyedot banyak perhatian. Ribuan wisatawan mengunjungi keajaiban alam ini setiap tahun. Batuan Chan Da Ya di gunung ini secara misterius mengeluarkan bebatuan berbentuk bulat seperti telur secara berkala yang diyakini memiliki kekuatan magis.

Berat telur batu bervariasi dari 20 sentimeter, 60 sentimeter hingga yang terberat mencapai 300 kilogram. Warnanya biru tua dan hampir seluruhnya halus, beberapa spesimen yang bersih dan halus dapat memantulkan sinar matahari dengan baik.

Masyarakat setempat memperebutkan batu-batu tersebut dan dipercaya dapat membawa keberuntungan. Namun tidak setiap hari tunggangan ini bertelur. Penduduk setempat mencatat telur-telur batu tersebut jatuh dari tebing setiap 30 tahun sekali, meski para ilmuwan belum memberikan penjelasan pasti atas fenomena tersebut.

Times of India melaporkan pada Kamis (26/09/2024) ukuran batu Chan Da Ya cukup kecil, hanya lebar enam meter dan panjang 20 meter. Telur-telur yang dilepaskan dari tebing ini jatuh ke tanah dan kemudian diambil oleh penduduk setempat yang beruntung.

Desa Gulu adalah yang paling dekat dengan Batu Chan Da Ya. Ini adalah wilayah kuno yang menjadi rumah bagi sekitar 250.000 orang Shui. Suku Shui, salah satu dari 56 etnis minoritas Tiongkok, telah tinggal di sini sejak sebelum Dinasti Han. Meskipun wilayahnya luas, desa Gulu sendiri cukup kecil dan hanya dihuni oleh beberapa puluh keluarga.

Sejak ditemukannya sarang gunung tersebut, lebih dari 100 telur batu telah ditemukan di kaki tebing. Saat ini ada sekitar 70 yang tersisa di desa tersebut, setiap keluarga memiliki satu atau lebih tergantung siapa yang menemukannya. Sisanya dijual atau dicuri.

Orang Shui sangat menghargai telur batu ini dan percaya bahwa telur tersebut membawa keberuntungan. Faktanya, batu-batu ini akan datang. Hampir setiap keluarga memiliki telur batu.

Bebatuan Chan Da Ya terkenal dengan tulisan dan ukiran kunonya, yang memberikan wawasan tentang konteks sejarah dan budaya wilayah tersebut. Situs ini penting untuk memahami perkembangan sejarah dan warisan budayanya. Tebing tersebut merupakan bagian dari lanskap bersejarah Pingyao yang lebih luas, yang mencakup tembok kota kuno dan berbagai bangunan tradisional. Pingyao sendiri merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, yang dikenal karena contoh kota tradisional Han Tiongkok yang terpelihara dengan baik.

Bagaimana telur batu tersebut terbentuk masih menjadi teka-teki yang sedang dieksplorasi oleh ilmu pengetahuan modern. Menurut penelitian terbaru, telur tersebut, beserta batuan asli asalnya, berasal dari periode Kambrium, sekitar 500 juta tahun yang lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *