Rekam Jejak Taruna Ikrar Kepala BPOM, Gelar Profesor Dicabut hingga Kembangkan Vaksin Nusantara

PF Media, Jakarta Presiden Joko Widodo resmi melantik Taruna Ikrar sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) di Istana Negara pada 19 Agustus 2024.

Taruna Ikrar akan memimpin BPOM menggantikan Pj Kepala BPOM RI Lucia Rizka Andalucia dan pejabat terakhir Kepala BPOM sebelumnya Penny K Lukito.

Pria kelahiran Makassar 15 April 1969 ini berprofesi sebagai dokter, ilmuwan, dan guru. Taruna Ikrar mempelajari ilmu farmakologi, jantung dan neurosains, dan pada tahun 2009 juga merupakan pemilik paten metode pemetaan otak manusia.

Taruna Ikrar menjadi dokter pada tahun 1997 setelah menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. 

Lima dari 10 anak tersebut kemudian melanjutkan studi S2 Biomedik di Universitas Indonesia jurusan Farmakologi, seperti dikutip dalam video yang diunggah di akun YouTube Universitas Malayahat. 

Ia mendapat beasiswa dari pemerintah Jepang untuk melanjutkan pendidikan bidang kardiologi di Universitas Niigata di Jepang. Ia juga berpartisipasi dalam studi doktoral di bidang ilmu saraf di University of California Medical School di AS.

Ikrar Kadet juga pernah menduduki beberapa posisi strategis, seperti spesialis laboratorium di Departemen Anatomi dan Neurobiologi di University of California, Irvine, AS. 

Ia juga dikenal sebagai anggota ASGCT California Drug and Vaccine Research Group di Amerika Serikat.

Sumpah taruna guru besar bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan dan teknologi dinyatakan tidak sah

Taruna Ikrar dikukuhkan menjadi guru besar Universitas Malhayat Lampung pada 11 Februari 2023. Namun Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Iptek, Nadiem Makarim, mencabut gelar tersebut melalui keputusan Mendikbud.

Tidak sahnya gelar guru besar tetap Taruna ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 30 Agustus 2023 (Kepmendikbudristek) Nomor 48674/M/07/2023 tentang Penyetaraan Jabatan Akademik Dosen. Sesuai dengan peraturan yang berlaku saat ini.

 

 

Soal pembatalan, warga Makassar ini menyebut hal itu merupakan sesuatu yang tidak sinkron secara administratif.

“Ada yang belum sinkron secara administrasi peringkat akademik Universitas Malahayat dan Kemendikbud, Iptek. Jadi tidak dicabut karena melanggar undang-undang, itu intinya, kata Taruna. Ikrar dalam keterangan tertulisnya pada November 2023.

Ia mengatakan, ia kembali mendapat jabatan guru besar dari luar negeri sejak tahun 2017.

Termasuk gelar guru besar efektif Januari 2017. Hal ini berdasarkan surat lengkap pengangkatan guru besar bidang ilmu biomedis dari University of the Pacific Health Sciences di Amerika Serikat, tulisnya.

 

Saat Terawan Agus Putranto menjadi Menteri Kesehatan, Taruna Ikrar diangkat menjadi Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Merupakan lembaga yang berperan dalam pendaftaran dokter, baik lulusan dalam negeri maupun luar negeri.

Aktif di kancah internasional

Taruna Ikrar juga aktif di kancah internasional. Pada tahun 2021 hingga 2024, beliau akan menjabat sebagai direktur anggota International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA) atau Dewan Medis Internasional.

Para taruna tersebut dipilih berdasarkan persetujuan pada Konvensi Keanggotaan Majelis Umum IAMRA 2021 yang diselenggarakan pada Selasa, 26 Oktober 2021 pukul 11.00 waktu Washington, Amerika Serikat. Acara ini dihadiri oleh 200 anggota IAMRA dari seluruh dunia.

Pada tahun 2000 hingga 2003, beliau juga menjabat sebagai Wakil Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia.

Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto adalah penggagas vaksin Nusantara. Vaksin berbasis sel dendritik ini dikembangkan secara individual. Satu botol mengacu pada serum darah dan antigen yang diambil dari setiap penerima vaksin. Vaksin ini menggunakan sel dendritik autologous, yang merupakan komponen sel darah putih. 

Mengutip disway.id Dahlan Iskan, Taruna Ikrar juga terlibat dalam pengembangan vaksin Nusantara.

Vaksin tersebut diterbitkan dalam jurnal bereputasi internasional dengan judul “Vaksin Sel Dendritik Covid-19 Personalized Point-of-Care: Kelayakan, Keamanan, dan Respons Imun Seluler Spesifik Antigen”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *